Saturday, November 18, 2017

Pengalaman Perpanjang Paspor di Kantor Imigrasi Bogor

Hai guys!

Kali ini gue mau sharing pengalaman gue perpanjang paspor di Kantor Imigrasi Bogor (yang selanjutnya akan gue singkat jadi Kanim Bogor). Gampang banget ternyata!

Yak, jadi ceritanya setelah kemarin gue liburan ke Bali, gue tiba-tiba tergugah (ceileee) perpanjang paspor gue yang udah mati dari tahun 2014. Gue ngerasa kayaknya udah saatnya gue menargetkan diri untuk liburan di luar negeri setelah bosan menjelajah Pulau Jawa dan Bali (halah lebay), ya at least paspornya diperbarui dululah gitu.

Nah, karena gue orangnya suka tantangan dan kondisinya lagi nggak keburu-buru, jadinya gue perpanjangnya nggak lewat travel agent, tapi sendiri aja (nasib jomlo juga, nggak ada yang nemenin). Ya, sekalian uji nyali ngerasain gimana kondisi birokrasi bikin paspor zaman now. Tentunya, uji nyali gue ini bukan tanpa persiapan ya. Gue cari-cari info dulu tuh di Mbah Google tentang bikin paspor.

Gue baca beberapa blog dan gue menemukan kalo sekarang itu untuk dapat nomor antrean imigrasi harus mengajukan secara online (via aplikasi berbasis Android "Antrian Paspor" dan via situs web untuk Kanim Bandung) atau lewat WhatsApp (misalnya Kanim Bogor dan Kanim Jakarta Pusat). Penerapan antrean online ini katanya biar pemohon nggak perlu datang subuh-subuh demi dapet nomer antrean.
Walaupun sekarang gue tinggal dan kerja di Bandung, tapi gue milih cuti aja dan balik ke Bogor buat ngurus paspor sekalian liburan. Hahaha...

Fyihotline WhatsApp Kanim Bogor adalah +62811-1100-33 dan cara daftarnya untuk permohonan paspor itu ketik #Nama Lengkap#tanggallahir#tanggal kedatangan. Contohnya: #KETIPERIH AMAD#11122013#12122017.

Kalo gue sendiri sih niatnya seminggu sejak pengajuan nomor antrean, waktu itu tanggal 26 Oktober, tapi ternyata dibalas kalau untuk tanggal tersebut udah penuh dan baru bisa tanggal 13 November. Yo wis, reschedule ke tanggal yang dibilang sama sistem.

Nah, dibales kan tuh untuk tanggal 13 November. Isinya konfirmasi penjadwalan layanan paspor. Nomor WA, nama, tanggal lahir, dan tanggal layanan. Karena gue sudah yakin data yang gue berikan itu benar, gue balas WA-nya dengan kode persetujuan yang dikasih dalam balesan konfirmasi dari Kanim Bogor. Habis itu akan ada balasan lagi kalau gue sudah terjadwal di tanggal 13 November, jam 11-12, dan ada kode booking yang harus ditunjukkin ke petugas yang akan ngecek berkas. Di balasan terakhir ini ada juga pemberitahuan untuk persyaratan paspor dengan mengetik #persyaratan dan muncullah persyaratan permohonan paspor secara lengkap.

Syarat-syarat permohonan bikin baru/perpanjang paspor dari Kanim Bogor yang gue dapet sebagai berikut:

  • Kartu Tanda Penduduk (wajib e-KTP / Surat Keterangan Rekam e-KTP dari Disdukcapil)
  • Kartu Keluarga (KK) sesuai e-KTP
  • Akte Kelahiran / Ijazah (SD/SMP/SMA) / Surat Nikah (yang mencantumkan tempat dan tanggal lahir)
  • Surat pewarganegaraan bagi yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia melalui pewarganegaraan
  • Surat penetapan ganti nama (bagi yang telah melakukan penggantian nama)
  • Seluruh persyaratan difotokopi pada kertas ukuran A4
  • Bagi pemohon yang akan umroh agar membawa surat pengantar dari travel & surat rekomendasi dari Kemenag sesuai dengan domisili pemohon (kecuali Pejabat Negara, PNS, TNI/POLRI, anak di bawah umur 12 tahun, tokoh masyarakat & pemohon yang berusia di atas 50 tahun)
  • Bagi pemohon penggantian paspor, persyaratannya cukup dengan membawa e-KTP dan paspr lama (khusus paspor lama yang diterbitkan di Kanim Kelas I Bogor tahun terbit di atas tahun 2009)
  • Untuk pemohon paspor anak di bawah 17 tahun:
    • e-KTP / Surat Keterangan Rekam e-KTP dari Disdukcapil kedua orang tua
    • Kartu Keluarga (KK) sesuai e-KTP orang tua
    • Akte kelahiran anak
    • Surat Nikah orang tua atau Akta Perceraian dan penetapan hak asuh anak dari instansi yang berwenang
    • Fotokopi Paspor orang tua
    • Seluruh persyaratan difotokopi pada kertas ukuran A4

Sebenarnya, gue cuma perlu bawa e-KTP dan paspor lama karena paspor gue yang mati itu terbitan tahun 2009, tapi emang dasarnya gue parno-an takut berkas kurang lengkap dan males harus bolak-balik, akhirnya gue milih buat bawa semua berkas seperti mau bikin paspor baru. Daaan ada aja drama dalam kehidupan gue. Ada satu berkas yang gue cari tuh nggak ada. Anjrit, akte kelahiran gue hilang! Wah, awalnya udah panik aja gue kudu bikin akte dulu (which means harus keluar duit lagi kaaaann), eh, tapi ternyata akte gue keselip di berkas punya kakak gue. Alhamdulillah, sekian ratus ribu itu nggak jadi melayang.

"Kamu lagi fotokopi apaan?" tanya kakak gue pas gue lagi ngeprint di kamar.

"Oh, itu paspor lama sama KTP. Buat perpanjangan besok."

"Ih, ngapain fotokopi di rumah? Besok aja sekalian di tukang fotokopi koperasi imigrasi biar nggak salah ukurannya. Paling bayar seribu perak selembarnya," kata kakak gue dengan santai dan terus melipir ke dapur.

Gue menatap pasrah kertas-kertas yang bertebaran di depan gue. Ya udahlah, udah terlanjur juga. Besok fotokopi lagi aja di Kanim.

Ada hal yang penting nih yang perlu dicatat, kalo ke kantor pemerintahan gini pakai bajunya yang sopan berkerah dan pakai celana panjang ya trus pake sepatu. Formal lah pokoknya. Rambut juga disisir rapi biar difotonya dalam kondisi kece badai. Gue aja sampe potong rambut dulu biar tampang gue nggak berantakan gara-gara rambut ngembang. Make up bolehlah kalo mau, tapi standar aja ya nanti dikira mau kondangan.

Jangan pakai atasan warna putih! Kenapa? Ya karena background fotonya warna putih!

Kalo mau bawa Pajero putih sih nggak apa-apa ya, nggak ada yang larang. Wkwkwk

Pas besokannya, gue bangun kesiangan! Niat bangun pagi, jadi bangun jam delapan dan baru berangkat jam setengah sepuluh. Dalam bayangan gue tuh pasti rame bangke tuh di imigrasi. Mana belom sarapan pula. Bisa pingsan kali gue di sana.

Pas gue nyampe lokasi, engingeng, ternyata Kanimnya sepi (nggak pabaliut) dan jauh lebih nyaman dibanding waktu tahun 2009. Keren sih buat gue perubahannya. Salut!

Hal yang pertama kali gue lakukan adalah fotokopi paspor lama dan e-KTP. Ebuset, beneran loh itu syarat pembesaran fotokopinya gede banget. Pantes kakak gue nyuruh langsung fotokopi di Imigrasi aja. Gue bayarlah dua ribu perak ke si abang-abangnya. Nah, abis itu gue datengin petugas yang duduk di dalam semacam pos gitu di samping abang fotokopi. Ditanyain mana kode booking dan kemudian dicek berkas gue.

"Kamu mau perpanjang paspor siapa?" tanya Pak Petugas yang bolak-balik ngeliatin gue dan foto umrah gue yang ditempel di luar paspor.

"Paspor saya, Pak."

"Lah, kok ini cewek pake kerudung?"

"Lah, itu kan saya, Pak. Coba Bapak lihat foto dalemnya."

Pak Petugas buka halaman yang gue maksud. Trus dia nyengir, trus ngambil paspor lama gue, fotokopi paspor lama, dan e-KTP doang.

Yep, yang diambil sama petugasnya cuma paspor lama gue, fotokopi paspor lama, dan e-KTP, saudara-saudara! Nirfaedah banget ya gue fotokopi KK dan kawan-kawannya.

Gue kemudian dikasih map dan nomor antrean buat foto, kebetulan gue dapet nomor 72. Setelah ngobrol sama petugasnya tadi, ternyata boleh kalau datangnya lebih pagi dari jadwal yang udah ditentukan, yang nggak boleh itu kalau datang telat.

Oh ya, di dalam map yang dikasih petugas itu ada dua lembar kertas yang harus diisi dulu sama gue. Satu lembar isinya formulir pengajuan paspor dan yang satu lembar lagi itu isinya surat pernyataan kalau persyaratan yang terlampir itu sesuai identitas & benar pernah memiliki paspor RI sebelumnya mungkin karena gue mau perpanjang paspor (yang lembar kedua ini harus ditandatangan pakai materai 6000).

Jangan lupa bawa pulpen dan materai 6000!

Nunggu setengah jam, nama gue kemudian dipanggil. Gue disuruh ke meja 6 untuk nyerahin berkas dan nunggu untuk rekam sidik jari + difoto. Kejadian gue disangka cowok itu terulang lagi dan bikin ketawa seruangan yang nunggu bareng gue. Anggap aja hiburan gratis menjelang makan siang buat petugas kanim yang asalnya bermuka galak.

Di beberapa blog yang gue baca katanya sesi wawancara itu yang bikin deg-degan. Kalo gue sih biasa aja ya, mungkin udah keburu cair gara-gara tadi diketawain seruangan.

"Kamu bikin paspor mau pergi ke mana?" tanya Pak Petugas bagian wawancara.

"Mau liburan ke Prancis, Pak," jawab gue dengan (ke)pede(an)nya. Ya, omongan adalah doa kan ya...

"Kenapa ke Prancis? Kok nggak yang dekat-dekat aja? Kenapa nggak ke Jepang? Kemarin banyak yang ngajuin paspor buat ke Jepang loh."

"Saya kan lulusan Sastra Prancis, Pak, jadi pengin lihat langsung apa yang udah saya pelajari tentang Prancis waktu kuliah dulu."

"Emang dulu kuliah di mana?"

"Sastra Prancis UI."

Bapaknya nggak nanya apa-apa lagi, terus nyuruh gue ngecek yang dia tulis di komputer bener apa enggak. Nggak lama, dia ngasih gue print out semacam nota yang isinya jumlah uang yang perlu gue bayar di mobil pos depan Kanim Bogor dan bilang kalo prosesnya memakan waktu 4 hari dan gue disuruh balik lagi hari Jumat (fyi, gue ngajuin di hari Senin).

Daaannnn... Akhirnya kemarin paspor gue jadi!

Paspor lama juga dibalikin, mungkin kebijakan sekarang kayak gitu ya. Yeay!

Biaya yang gue keluarin untuk paspor biasa ini sebesar Rp 355.000,- dengan perincian untuk Paspor 48 halaman sebesar Rp 300.000,- dan Jasa Penggunaan Teknologi Sistem Penerbitan Dokumen Keimigrasian Berbasis Biometrik sebesar Rp 55.000,-. Nggak ada tambahan apa-apa.

Ya kalo gue sih di luar biaya paspor ada tambahan pengeluaran pribadi buat diri sendiri kayak fotokopi 2 lembar (2 ribu), sampul paspor (kalo ga salah harganya 4 ribu), makan siang, uang bensin, sama parkir motor. Hehehe...

Nah, sayangnya Kanim Bogor ini belum bisa untuk pengajuan paspor elektronik. Buat yang mau bikin paspor elektronik, silakan mengunjungi Kanim Jakarta-Surabaya-Batam. Persyaratannya sama kok dengan pengajuan paspor biasa kayak gue. Siapin kocek lebih besar ya, soalnya biaya paspor elektronik lebih mahal. Untuk paspor elektronik biayanya sebesar Rp 655.000,- dengan perincian untuk Paspor 48 halaman sebesar Rp 600.000,- dan Jasa Penggunaan Teknologi Sistem Penerbitan Dokumen Keimigrasian Berbasis Biometrik sebesar Rp 55.000,-.

Oh ya, inget untuk liburan itu kita pake Paspor 48 Halaman ya!

Untuk info lengkap biaya paspor bisa lihat di sini.

Untuk pengambilan paspor dimulai dari jam 08.00 - 15.00 (dipotong jam istirahat jam 12.00-13.00 di hari Senin-Kamis dan jam 12.00-13.30 di hari Jumat). Ambilnya di depan, dekat pintu masuk Kanim Bogor. Kelihatan banget kok tempatnya dari pintu gerbang, sejajar sama tempat naro berkas.

Paspor baru
Layanan Antrean Paspor Kanim Bogor
Paspor waktu masih unyu
Sumber ngakak menjelang makan siang
Nah, segitu dulu deh cerita gue perpanjang paspor di Kanim Bogor. Nggak perlu lah ya gue cerita panjang-panjang kalo abis dari imigrasi gue main ke Botani Square terus pulangnya naik taksi online, sementara gue lupa ninggalin motor di parkiran Botani dan baru inget pas bayar taksol di depan pagar rumah. Dodolnya minta ampun emang!

Ya udah, semoga bermanfaat ya cerita gue ini. Selamat liburan buat yang mau liburan!

Adieu!

No comments:

Post a Comment